Jumat, 17 Mei 2013

tali temali

TALI TEMALI

a.    Simpul
Simpul adalah seni dalam menyambung dua atau tiga utas tali baik itu tali yang sama besar maupun yang tidak sama besar, tali dalam keadaan kering Maupun dalam keadaan basah.
Salah satu aplikasinya yang sangat berguna adalah dalam proses pembuatan jaring nelayan (jala) untuk mencari ikan atau mengangkut barang di kapal-kapal laut serta pembuatan berbagai kerajinan dan tentu saja dalam kepramukaan banyak kegunaannya.

Simpulan tali terdiri dari 4 bagian/sambungan, yaitu:
1)    Pacung    :

2)    Sengkelit    :

3)    Sosok    :

4)    Simpul    :

Catatan: Simpul merupakan gabungan dari pacung, sengkelit dan sosok.

Jenis-jenis Simpul :

1)    Simpul Ujung Tali    :    Kegunaannya untuk mencegah pintalan tali terurai.
2)    Simpul Mati    :    Kegunaannya untuk mengakhiri suatu ikatan dan untuk menyambung dua utas tali yang sama besarnya dalam keadaan kering.
3)    Simpul Anyam    :    Kegunaannya untuk menyambung dua utas tali yang tidak sama besarnya dalam keadaan kering
4)    Simpul Anyam Berganda    :    Kegunaannya untuk menyambung dua utas tali yang tidak sama besar dalam keadaan basah
5)    Simpul Erat    :    Kegunaannya adalah untuk memendekkan tali, tanpa harus memotongnya
6)    Simpul Kembar    :    Gunanya untuk menyambung dua utas tali yang sama besar dalam keadaan basah/licin.
7)    Simpul Tiang    :    Gunanya untuk mengikat leher hewan agar tidak mudah tercekik.
8)    Simpul Tiang Bendera    :    Mempunyai kegunaan untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau sebaliknya.
9)    Simpul Kursi    :    Gunanya untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau sebaliknya.
10)    Simpul Pangkal    :    Kegunaannya adalah memulai ikatan, mengikatkan tali pada tiang, dan membuat tandu, dll.
11)    Simpul Jangkar    :    Gunanya adalah untuk membuat tandu, menalikan pasak, mengikat cincin, dan menarik balok.
12)    Simpul Tambat    :    Gunanya untuk menarik/menyeret balok, kayu, pohon, menambatkan tali pada tiang dan memulai ikatan.
13)    Simpul Penarik    :    Gunanya untuk menarik balok
14)    Simpul Tarik    :    Gunanya untuk mengikatkan tali pengikat leher binatang ke tiang/pohon agar mudah dilepas. Bisa juga dipergunakan untuk turun ke jurang/lembah atau dari atas pohon yang tinggi
15)    Simpul Hidup    :    Gunanya untuk mengikat tali pada tiang, tetapi mudah untuk dibuka kembali.
16)    Simpul Gulung    :    Gunanya untuk menarik balok, dengan cara mengikatkan tali penarik balok lainnya, sehingga dapat membantu orang lain.
17)    Simpul Turki    :    Gunanya untuk mengikat sapu lidi agar tidak mudah terurai atau bisa juga membuat cincin kayu (ring).

b.    Ikatan
3 macam ikatan dan kegunaannya :

1)    Ikatan Penegang    :    Gunanya untuk menegangkan tali yang kendur.
2)    Ikatan Palang    :    Gunanya untuk mengikat dua buah tongkat/tiang yang posisinya berpalangan, menyiku (tegak lurus 90o)
3)    Ikatan Canggah    :    Gunanya untuk menyambung dua buah tongkat/tiang atau lebih, dengan kedudukan tegak lurus dengan tujuan memperpanjang tongkat.

Tipe Tali ada 2 yaitu:
a.    Tipe Kernmantel, sangat kuat tetapi mudah putus jika terpotong pisau.
b.    Tipe tali tradisional, yaitu jalinannya terdiri dari 3 tali yang lebih kecil yang dianyam, jika satu terurai maka lainnya ikut terurai.

Dari keahlian tali-temali di atas, kita bisa lebih mudah untuk membuat berbagai bentuk miniatur yang tentu saja sebatas pada bentuk yang dapat dibuat dari tali tersebut. C

Jumat, 03 Mei 2013

Tali temali


Mengenal Teknik Tali Temali
Pengertian Tali
Sebelum kita membahas teknik tali temali, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu tali. Tali merupakan salah satu peralatan yang cukup vital di dalam kegiatan kita sehari-hari. Dimana tali dapat digunakan sebagai pengikat (mempersatukan) benda-benda atau lainnya dan juga dapat sebagai penghubung dari satu tempat ke tempat lainnya. Jadi tali adalah alat bantu yang penting bagi kita dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

Di dalam kegiatan kepencintaalaman, khususnya kegiatan Mountainering, caving, Rock Climbing, tali merupakan suatu peralatan yang sangat penting. Oleh karena itu diperlukan tali yang kuat dan tahan terhadap beban berat.



Banyak macam dan jenis tali tetapi tidak semuanya dapat digunakan dalam kegiatan tersebut. Kita harus dapat memilih tali yang baik. Biasanya sintetis nilon adalah merupakan tali yang baik digunakan, karena kuat, elastis, dan tidak mudah rapuh bila terkena air.
Secara umum ada Dua Jenis Tali, yaitu:
1. Hawserlaid (Laid Rope)
Tali yang terdiri dari serat halus terbuat dari nylon, yang dipilin menjadi 3 bagian.
1.1              Kelebihan hawserlaid
  • Tahan terhadap abrasi
  • Mempunyai daya lentur yang tinggi ( sampai 40%)
  • Konstruksinya sedemikian rupa sehingga memudahkan pengamatan kerusakan yang terjadi pada tali.
1.2              Kekurangan  hawserlaid :
  • Cenderung menjadi kaku bila sudah sering dipakai, sehingga agak sukar membuat simpul, dalam hal membuat simpul harus diperiksa benar-benar apakah simpul sudah terjalin rapih, apa belum demi keamanan.
  • Bentuknya yang demikian rupa cenderung melintir bila dipakai untuk abseiling (turun melalui tali).
2. Kernmantel (Mantel Rope)
Tali jenis ini lebih populer dari pada Hawserlaid akhir-akhir ini. Dikarenakan lebih praktis dan lebih baik di dalam penggunaan, sebab permukaan tali lebih rata sehingga mengurangi gesekan pada tangan atau benda lainnya.
Tali jenis ini terdiri dari 2 bagian,  yaitu :
  • Bagian dalam ini (kern) yang terdiri dari serat-serat berwarna putih.
  • Bagian luar (mantel) yang merupakan anyaman yang melindungi bagian inti.

 Berdasarkan konstruksi dan Penggunaannya, Kernmantel dibagi menjadi 3 Jenis
2.1              Kernmantel Dinamis
Kernmantel yang dipakai untuk rock climbing. Bagian intinya dianyam dan daya lenturnya tinggi (25 – 30%). Lapisan luar terdiri dari anyaman yang tidak terlalu rapat. Biasa disebut dengan Kernmantel Dinamis.

2.2              Kernmantel Statis
Kernmantel yang digunakan untuk caving (Speleo Rope) bagian dalamnya tidak dianyam sehingga daya lenturnya rendah (10%). Sedangkan lapisan luarnya dianyam rapat sekali sehingga air lumpur tidak mudah masuk. Daya lentur yang rendah dimaksudkan untuk menghindari Vovo Effeck yang membahayakan untuk menelusuri gua vertikal.
2.3              Kernmantel Semi Statis
Kernmantel yang digunakan untuk penyelamatan  (Rescue Rope). Bagian luarnya tidak dianyam dengan rapat sama seperti yang digunakan dalam rock climbing tetapi bagian dalamnya lurus dan sama seperti kontruksi pada speleo rope sehingga daya lenturnya rendah (10%). Tali itu dapat meredam Vovo effeck dan mudah dibuat simpul.
Untuk Abseiling atau Ascending (naik melalui tali) tali yang baik dipakai adalah yang mempunyai diameter 11 atau 12 mm. Diameter sebesar itu dianggap cukup tahan terhadap gesekan, tidak terlalu berat dibawa dan sesuai dengan besarnya alat-alat yang digunakan untuk abseiling maupun ascending, umumnya kernmantel sebesar ini mempunyai daya menahan beban sebesar ini mempunyai daya menahan beban sebesar 2000 kg. Kemampuan ini adalah yang diuji di pabrik (UIAA = Union Internationalate des Assosications d Alpinisme) akan tetapi hal ini tidak berarti tidak dapat memakai dengan seenaknya. Di medan sesungguhnya kekuatan tali dapat berkurang karena berbagai hal misalnya :
  • Gesekan dengan tebing
  • Simpul yang dibuat pada tali tersebut
  • Gesekan dengan alat turun
  • Hentekan yang dihasilkan oleh gerakan abseling
  • Panas Matahari
  • Lumpur yang menempel pada tali
Perawatan Tali
Tali nylon, baik kernmantel maupun hawserlaid, memang mempunyai banyak kelebihan, tetapi ada juga kekurangannya. Oleh karena itu harus tahu bagaimana merawat tali tersebut, agar dapat dipakai dengan aman. Merawat tali berarti memperpanjang umur tali tersebut di dalam pemakaiannya.
Beberapa hal yang patut diperhatikan :
1.    Untuk mencegah memberodolnya ujung tali, maka ujung tali harus dirapatkan dengan cara membakarnya atau dipanaskan.
2.    Tali kernmantel harus dicuci terlebih dahulu, agar sisi minyak dari pabrik dapat hilang, dan lapisan luar dan dalam dapat bersatu.
3.    Hindari tali dari panas matahari, karena tali nilon akan meleleh pada suhu 215o - 220o C. untuk menghindari tali dari kerusakan karena panas itu, ketika melakukan abseiling jangan terlalu cepat.

4.    Untuk menghindari gesekan, lapisan tebing yang dilaui oleh tali dilapisi dengan karung atau lainnya untuk menutupi bagian yang tajam.
5.    Hindari turun dengan cara meloncat dan menghentak tali karena hal ini dapat mengurangi daya tahan tali secara perlahan-lahan.
6.    Hindari tali dari zat-zat kimia apapun agar tdak hancur seperti air accu, oli, asam batre, dsb.
7.    Jangan menduduki, tali menginjak, kerena tanah dapat menyelinap msuk diantara serat-serat tali dan mempercepat kerusakan tali tanpa, diketahui, lebih-lebih pada tali kernmantel.
8.    Jangan menggantung tali dengan beban dalam waktu lama.
9.    Lepaskan segala jenis simpul setelah memakai tali.
10.  Hindari gesekan tali nilon dengna tali nilon lainnya, kerna dalam waktu singkat tali akan meleleh karena panas, yang ditimbulkan.
11.  Jangan sekali-kali menggunkan tali untuk menarik mobil dan benda lainnya.
12.  Cucilah tali setelah dipakai untuk eksplorasi /latihan. Jangan menggunakan air panas, semakin dingin air yang digunakan semakin baik karena dapat menghindari kari kerusakan, meskipun ada beberapa tali yang dapat dicuci dengan menggunakan sabun tetapi lebih baik hindari pencucian dengan penggunaan sabun, untuk mencegah kerusakan tali cucilah dengan air bersih.
13.  Lakukanlah pemeriksaan terhadap tali sebelum dipakai. Untuk mengecek tali apakah masih dalam keadaan baik, rabalah tali dan telusuri tali tersebut jengkal demi jengkal. Bila ada bagian dalam yang putus akan terasa dari perbedaan diameter tali tersebut.
Suatu percobaan yang pernah dilakukan telah menunjukan bahwa kecepatan turun 0,5 m/detik dalam 100 dapat menyebabkan descender yang terbuat dari metal mencapai panas 100o C, sedangkan kecepatan 2 m/detik menghasilkan panas 150o C. kecepatan turun yang ideal dan aman adalah 12m/26detik
14.  Catatlah riwayat pemakaian tali untuk mengetahui batas kekuatannya.
15.  Merawat tali berarti memperpanjang umur tali tersebut.dalam penggunaan tali dalam kegiatan pecinta alam misalnya: Mountainering, Rock Climbing, Caving, Rescue dsb dikenal beberapa simpul, dimana simpul-simpul tersebut sangat penting sekali dalam penggunaan tali tesebut.simpul-simpul  tsbt haruslah sederhana dan mudah dibuat,tidak mudah lepas dengan sendirinya ,mudah dibuka sipulnya bila dikehendaki, kuat, aman, serta nyaman dipergunakan

Selasa, 30 April 2013

SURVIVAL


Mengapa Ada Survival
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
  • Keadaan alam (cuaca dan medan)
  • Keadaan makhluk hidup di sekitar kita (binatang dan tumbuhan)
· Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.
Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam
S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Kebutuhan Survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
– Semangat untuk tetap hidup
– Kepercayaan diri
– Akal sehat
– Disiplin dan rencana matang
– Kemampuan belajar dari pengalaman
2. Pengetahuan
– Cara membuat bivak
– Cara memperoleh air
– Cara mendapatkan makanan
– Cara membuat api
– Pengetahuan orientasi medan
– Cara mengatasi gangguan binatang
– Cara mencari pertolongan
3. Pengalaman dan latihan
– Latihan mengidentifikasikan tanaman
– Latihan membuat trap, dll
4. Peralatan
– Kotak survival
– Pisau jungle , dll
5. Kemauan belajar
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
· Mengkoordinasi anggota
  • Melakukan pertolongan pertama
  • Melihat kemampuan anggota
  • Mengadakan orientasi medan
  • Mengadakan penjatahan makanan
  • Membuat rencana dan pembagian tugas
  • Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
  • Membuat jejak dan perhatian
  • Mendapatkan pertolongan
Bahaya-bahaya dalam survival
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
1. Ketegangan dan panik
Pencegahan :
– Sering berlatih
– Berpikir positif dan optimis
– Persiapan fisik dan mental
2. Matahari / panas
– Kelelahan panas
– Kejang panas
– Sengatan panas
Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
– Penyakit akut/kronis
– Baru sembuh dari penyakit
– Demam
– Baru memperoleh vaksinasi
– Kurang tidur
– Kelelahan
– Terlalu gemuk
– Penyakit kulit yang merata
– Pernah mengalami sengatan udara panas
– Minum alkohol
– Dehidrasi
Pencegahan keadaan panas :
– Aklimitasi
– Persedian air
– Mengurangi aktivitas
– Garam dapur
– Pakaian :
– Longgar
– Lengan panjang
– Celana pendek
– Kaos oblong
3. Serangan penyakit
– Demam
– Disentri
– Typus
– Malaria
4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah
Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang
Banyak berlatih
5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
Keracunan
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang
mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum
Minum air sabun mandi panas
Minum teh pekat
Di tohok anak tekaknya
6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori
Membatasi kegiatan
7. Kelaparan
8. Lecet
9. Kedinginan
Untuk penurunan suhu tubuh < name=”bivak”> (hipotermia)
Mengatasi Gangguan Binatang
a. Nyamuk
· Obat nyamuk, autan, dll
· Bunga kluwih dibakar
· Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
· Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk
b. Laron
· Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan
c. Lebah
Apabila disengat lebah :
· Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
· Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
· Jangan dipijit-pijit
· Tempelkan pecahan genting panas di atas luka
d. Lintah
Apabila digigit lintah :
  • Teteskan air tembakau pada lintahnya
  • Taburkan garam di atas lintahnya
  • Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
e.Semut
· Taburkan abu rokok di atas semut
· Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
· Letakkan cabe merah pada jalan semut
· Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut
f. Kalajengking dan Lipan
· Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
· Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
· Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
· Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
·
g.Ular
· Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan ular
Membaca Jejak
Jenis :
· Jejak buatan : dibuat oleh manusia
· Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan
Jejak alami biasanya menyatakan tentang :
· Jenis binatang yang lewat
· Arah gerak binatang
· Besar kecilnya binatang
· Cepat lambatnya gerak binatang
Membaca jejak alami dapat diketahui dari :
· Kotoran yang tersisa
· Pohon atau ranting yang patah
· Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput
Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air.
Air yang tidak perlu dimurnikan :
1. Hujan
Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
2. Dari tanaman rambat/rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
3. Dari tanaman
Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
  1. Air sungai besar
  2. Air sungai tergenang
  3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
  4. Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
  5. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan
Makanan
Patokan memilih makanan :
· Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
· Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
· Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
· Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
· Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam
Hubungan air dan makanan
· Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
· Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
· Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak
Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
· Batang pohon pisang (putihnya)
· Bambu yang masih muda (rebung)
· Pakis dalamnya berwarna putih
· Sagu dalamnya berwarna putih
· Tebu
Dari daunnya :
· Selada air
· Rasamala (yang masih muda)
· Daun mlinjo
· Singkong
Akar dan umbinya :
· Ubi jalar, talas, singkong
Buahnya :
· Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
· Jamur merang, jamur kayu
Ciri-ciri jamur beracun :
· Mempunyai warna mencolok
· Baunya tidak sedap
· Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
· Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
· Bila diraba mudah hancur
· Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
· Tumbuh dari kotoran hewan
· Mengeluarkan getah putih
Binatang yang bisa dimakan
· Belalang
· Jangkrik
· Tempayak putih (gendon)
· Cacing
· Jenis burung
· Laron
· Lebah , larva, madu
· Siput
· Kadal : bagia belakang dan ekor
· Katak hijau
· Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
· Binatang besar lainnya
Binatang yang tidak bisa dimakan
· Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
· Mengandung racun : penyu laut
· Mengandung bau yang khas : sigung
Api
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.
Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren
Survival Kit
Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
· Perlengkapan memancing
· Pisau
· Tali kecil
· Senter
· Cermin suryakanta, cermin kecil
· Peluit
· Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
· Tablet garam, norit
· Obat-obatan pribadi
· Jarum + benang + peniti
· dll
Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Macam :
a. Shelter asli alam
Gua : Bukan tempat persembunyian binatang
Tidak ada gas beracun
Tidak mudah longsor
  1. Shelter buatan dari alam
c. Shelter buatan
Syarat bivak :
Hindari daerah aliran air
Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
Bukan sarang nyamuk/serangga
Bahan kuat
Jangan terlalu merusak alam sekitar
Terlindung langsung dari angin